Selasa, 28 Juni 2011

ILMU PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM


ILMU PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

MAKALAH

Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perencanaan Pengajaran
 yang dibina oleh Abdul Kholik, S.PdI


Disusun oleh :

Kiki Subuki
210302105047


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
2011



KATA PENGANTAR
       Ahamdulillah segala puji bagi Allah Swt yang telah mencurahkan ni’mat iman dan Islam pada hamba-hamba-Nya, atas limpahan taufik dan hidayahnya saya dapat meyelesaikan makalah ini pada Mata Kuliah “ Perencanaan Pengajaran“ .
       Ilmu sangatlah penting, apalagi pada zaman kita sekarang ini. Penting bagi pemuda-pemuda Islam, angkatan baru yang akan berjuang menegakkan agama suci ini dan mempertahankan dari segenap yang akan merusaknya, terutama pengaruh yang menyusup ke tengah-tengah umat Islam sendiri
       Tidak ada daya dan upaya selain dalam kehendak Allah Swt, semoga kita dalam selalu berada dalam ridho-Nya. Amin.
       Penyusun mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini memiliki banyak kekurangan. Dan akhirnya hanya kepada Allah Swt kita bertawakal dan memohon ampun dari segala dosa.





                                                                                                            Bandung, 16 Juni 2011


Penyusun


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR                                                                                                i
DAFTAR PUSTAKA                                                                                                 ii
BAB 1 PENDAHULUAN                                                                                          1
A.    Latar Belakang                                                                             1
B.     Rumusan Masalah                                                                       2
C.     Tujuan Pembahasan                                                                     2
D.    Metode Pembahasan                                                                    2
E.     Sistematika Makalah                                                                    2
BAB 2 PEMBAHASAN                                                                                             4
A.    Definisi Ilmu Pendidikan Agama Islam                                        4
B.     Definisi Pendidikan dalam Perspektif Islam                                4
C.     Tujuan Umum Pendidikan Islam                                                   6
D.    Kurikulum dalam Pendidikan Islam                                              7
DAFTAR PUSTAKA
BAB 3 PENUTUP                                                                                                         9


BAB 1
 PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Islam mengakui betapa pentingnya pendidikan. Ayat yang pertama turun adalah perintah untuk membaca dalam surat Al-Alaq ayat 1. Itu menunjukkan pentingnya belajar dan pendidikan dalam kehidupan manusia.
Dalam beribadah pun, ilmu pengetahuan sangat penting. Karena ibadah yang tepat didasarkan pada ilmu pengetahuan  yang cukup baik mengenai tata cara ibadah itu sendiri maupun aqidah dalam peribadatan itu sendiri.
Ada dua kelompok teori pendidikan sekarang, yaitu  teori pendidikan barat, (ini disebut modern) dan teori pendidikan Islam yaitu berdasarkan Quran dan Hadits. Namun ternyata pengelola sekolah Islam sendiri belum benar-benar menyintesiskan kedua teori ini. Kita lihat untuk meningkatkan mutu pembelajaran, kebanyakan orang Islam menggunakan teori barat. 
Lebih sering lagi kita lihat, banyak sekolah Kristen yang maju. Sementara siswa ber-KTP Islam malah bobrok akhlaknya. Mengapa bias teprjadi hal demikian? Bagaimana sebenarnya pendidikan dalam perspektif Islam sendiri?
Padahal pendidikan Islam mampu bersaing dengan teori pendidikan manapun. Jika saja teori yang digunakan betul-betul mengadaptasi pendidikan Islam, dengan dilaksanakan secara jujur, Insya allah tujuan pendidikan Islam akan cepat tercapai yaitu membentuk siswa yang taqwa.
Untuk itulah  makalah ini disusun. Dalam makalah ini diuraikan definisi pendidikan Islam, pendidikan dalam perspektif Islam, sampai kurikulum menurut Islam.



B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut.
1.      Bagaimana definisi Ilmu pendidikan Islam?
2.      Apa definisi pendidikan dalam Islam?
3.      Apa tujuan umum pendidikan Islam?
4.      Bagaimana kurikulum dalam pendidikan Islam?

C.    Tujuan Pembahasan
Pembahasan  makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut.
1.      Memahami definisi ilmu pendidikan Islam
2.      Memahami pendidikan dalam perspektif Islam
3.      Mengetahui tujuan umum pendidikan Islam
4.      Memahami kurikulum dalam pendidikan Islam

D.    Metode Pembahasan
Metode  pembahasan dalam makalah ini yaitu metode studi pustaka, yaitu menelaah berbagai sumber pustaka dan menganalisisnya.

E.     Sistematika Makalah
Sistematika dalam makalah ini adalah sebagai berikut

BAB 1 PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan Pembahasan
D.    Metode Pembahasan
E.     Sistematika Makalah
BAB 2 PEMBAHASAN
A.    Definisi Ilmu Pendidikan Agama Islam
B.     Definisi Pendidikan dalam Perspektif Islam
C.     Tujuan Umum Pendidikan Islam
D.    Kurikulum dalam Pendidikan Islam
BAB 3 PENUTUP



BAB 2
PEMBAHASAN

A.    Definisi Ilmu Pendidikan Islam
Kebanyakan ini ilmu adalah teori, secara esensial memang ya, tapi sebenarnya secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya teori. Isi lainnya adalah penjelasan tentang teori itu serta kadang-kadang ada juga data yang mendukung penjelasan itu. Jadi lengkaplah ilmu isi ilmu adalah (1) teori, (2) penjelasan tentang teori itu, (3) data yang mendukung penjelasan it..
Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikn yang berdasarkan Islam. Islam adalah nama agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Islam berisi seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia, ajaran itu dirumuskan bersumber pada AlQuran dan hadits serta akal. Jika demikian maka ilmu  pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan berdasarkan AlQuran, Hadits, dan akal. Penggunaan ini harus berurutan, Alquran terlebih dahulu, bila tidak dijelaskan dalam Quran harus dicari dalam hadits, jika masihrancu juga, barulah  digunakan akal atau pemikiran, tetapi temuan dalam akan tersebut  tidak boleh bertentangan dengan jiwa Alquran dan hadits.
Teknik dalam ilmu pendidikan Islam tentu berbeda dengan filsafat dan sains. Filsafat adalah sejenis pengetahuan manusia yang logis saja, tentang objek-objek yang abstrak. Bisa saja objek penelitiannya kongkret, tetapi yang ingin diketahui adalah bagian abstraknya. Sedangkan sains adalah ilmu pengetahuan yang logis dan mempunyai bukti empiris.  Sementara teknik dalam ilmu pendidikan Islam adalah juklak (petunjuk pelaksanaan) teori-teori sains. Teknik hanyalah operasional. Sementara yang dipelajari dalam Islam sudah mutlak dalam Al Quran dan Hadits, bukan lagi hasil pemikiran manusia, kecuali dalam permasalahan tertentu.

B.     Definisi Pendidikan dalam Islam
Konferensi Internasional Pendidikan Isla Pertama (First World Conference on Muslim Education ) yang diselenggarakan oleh Universitas King Abdul Azis, Jeddah pada tahun 1977 belum meerumuskan definisi yang jelas tentang definisi pendidikan menurut Islam. Dalam bagian “Rekomendasi” Konferensi tersebut, para peserta hanya membuat kesimpulan bahwa pengertian pendidikan menurut Islam ialah keseluruhan pengertian yang terkandung di dalam istilah ta’lim, tarbiyah, dan ta’dib.
Sayid Muhammad al-Naquib-Attas mencoba menjelaskan ketiga istilah bahasa Arab ini. Menurut  Muhammad al-Naquib-Attas dalam bukunya (1984:52), istilah ta’di adalah istilah yang paling tepat menggambarkan pengertian pendidikan, sementara istilah tarbiyah terlalu luas, karena pendidikan menurut istilah ini mencakup pendidikan untuk hewan.
Akan tetapi, Abdurrahman al-Nahlawi (1989:31-33) merumuskan definisi pendidikan justru dari kata at-tarbiyah. Dari segi bahasa, tarbiyah berasal dari tiga kata : betrambah, mejnadi besar, memperbaiki. Menurut Imam Al-Baidlawi di dalam tafsirnya arti kata ar-rabb adalah at-tarbiyah, yaitu menyampaikan sesuatu sedikit demi sedikit sehinga sempurna.
Berdasarkan ketiga kata itu Abdurrahman al-Nahlawi menyimpulkan bahwa pendidikan (tarbiyah) terdiri atas empat unsure yaitu
1.      Menjaga dan memelihara fitrah anak menjelang dewasa (baligh)
2.      Mengembangkan seluruh potensi
3.      Mengarahkan seluruh fitrah dan potensi menuju kesempurnaan
4.      Dilaksanakan secara bertahap.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah pengembangan seluruh ptensi anak didik secara bertahap menurut ajaran Islam.
Tetapi pengertian yang dikandung oleh istilah tarbiyah ini memang belum disepakati oleh para ahli pendidikan Islam. Menurut Abdul Fattah (1988:27), proses ta’lim justru lebih universal  dibandingkan dengan proses tarbiyah. Menurut Jalal dalam Al Baqarah ayat 30-34 terkandung pengertian bahwa kata ta’lim jangkauannya lebih luas daripada tarbiyah.
Dari banyaknya pendapat ini Ahmad Tafsir (2010) menyimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.
C.    Tujuan Umum Pendidikan dalam Islam
Untuk merumuskan tujuan pendidikan Islam seyogianya kita mengetahui hakikat manusia menurut Islam. Menurut Islam, manusia adalah makhluk ciptaan Allah, ia tidaklah muncul dengan sendirinya atau berada oleh dirinya sendiri. Al Quran srat Al-A’laq ayat dua menjelaskan bahwa manusia dijadikan oleh Allah dari segumpal darah ;  AlQuran surat at-Thariq ayat 5 menjelaskan bahwa manusia dijadikan oleh Allah, surat A-Rahman ayat 3 menyebutkan bahwa yang menjadikan manusia itu adalah Tuhan (Allah).
Ciri manusia sempurna menurut Islam  yaitu :
1.      Jasmani yang sehat serta kuat dan berketerampilan
2.      Cerdas serta pandai
3.      Rohani yang berkualitas tinggi
Setelah mengetahui manusia dalam perspektif Islam, tujuan pendidikan Islam dapat dirumuskan. Menurut Abdu Fatah (1988:119). Tujuan umum pendidikan Islam adalah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Ia mengatakan bahwa tujuan umum ini akan mewujudkan tujuan-tujuan khusus. Al-Abrasyi merinci tujuan akhir pendidikan Islam adalah sebagai berikut :
1.      Pembinaan akhlak
2.      Menyiapkan anak didik untuk kehidupan dunia dan akhirat
3.      Penguasaan Ilmu
4.      Keterampilan bekerja dalam masyarakat
Munir Mursi menyebutkan tujuan pendidikan Islam adalah sebagai berikut :
1.      Bahagia di dunia dan akhirat
2.      Menghambakan diri kepada allah
3.      Memperkuat ikatan keislaman dan melayani kepentingan masyarakat Islam.

Ahmad Tafsir (2010) menyimpulkan :
1.      Tujuan umum pendidikan Islam adalah Muslim yang sempurna atau manusia yang taqwa atau manusia beriman  atau manusia yang beribadah kepada Allah SWT
2.      Muslim yang sempurna ialah manusia ang memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
a.       Jasmani , yang sehat,kuat, berketerampilan
b.      Akalnya sehar serta pandai, :
1)      Mampu menyelesaikan masalah secara cepat dan tepat
2)      Mampu menyelesaikan masalah secara ilmiah dan filosofis
3)      Memiliki dan mengembangkan sains
4)      Memiliki dan mengembangkan filsafat
c.       Hatinya taqwa kepada Allah SWT, dengan ciri :
1)      Dengan sukarela menjalankan perintah allah dan menjauhi larangannNya
2)      Hati yang berkemampuan berhubungan dengan alam gaib

D.    Kurikulum dalam Pendidikan Islam
Kerangka kurikulum adalah sebagai berikut :
1.      Tujuan
2.      Isi kurikulum
3.      Metode
4.      Evaluasi
Jika kita terabkan itu dalam mendesain kurikulum langkah-langkahya adalah sebagai berikut :
1.      Kita hendaknya melaksanakan suatu pendidikan,sekolah. Langkah pertama : rumuskan tujuan sejelas mungkin. Tujuan biasanya masih umum itu perlu dijabarkan menjadi tujuan yang lebih kecil sehingga kita memperoleh tujua yang banyak dan spesifik
2.      Bila tujuan sudah dirumuskan sampai kepada rumusan operasional, maka langka kedua adalah menentukan isi kurikulum yang isinya adalah materi pengetahuanatau mata pelajaran dari berbagai kegiatan . Dari sini kita dapat membuat mata pelajaran dankegiatan serta silabusnya masing-masing
3.      Langkah selanjutnya ialah menentukan caramencapai tujuan itu. Di sini banyak sekali teori yang harus dipertimbangkan, sebab metode belajar mengajar itu merupakan racikan teori-teori dari disiplin psikologi, metodologi pengajaran, teknik evaluasi, didaktik, pada umumnya, pengetahuan tentang alat pengajaran.
4.      Langkah terakhir ialah menentukan teknik dan alat evaluasi. Langkah ini tidak bersangkutan langsung dengan isi dan proses belajar mengajar. Evaluasi bersangkutan langsung dengan tujuan.
Al Abrasyi member judul untuk bab kurikulum dalam bukunya dengan “Prinsip yang Dipertimbangkan dalam Menyiapkan  Kurikulum  Pendidikan Islam.” Jadi, ia hanya mengemukakan prinsip-prinsip. Menurutnya, dalam merencanakan kurikulum bagi pendidikan Islam harus dikembangkan sebagai berikut.
1.      Harus ada mata pelajaran yang bertujuan untuk mendidik rohani atau hati
2.      Mata pelajaran harus ada yang berisi tuntunan carahidup
3.      Mata pelajaran hendaknya mengandung kelezatan ilmiah
4.      Mata pelajaran harus bermanfaat  secara praktis dalam kehidupan
5.      Mata pelajaran  yang diberikan berguna dalam mempelajari ilmu lain



BAB
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Islam pada hakikatnya sangat menjunjung tinggi pendidikan dalam kehidupan manusia.
2.      Pendidikan dalam perspektif Islam memiliki banyak pendapat, yaitu  ada yang mengistilahkan tahdib, tarbiyah, dan tahdib.
3.      Pendidikan Islam adalahupaya bimbingan mengoptimalkan potensi siswa menjadi bertaqwa dan beriman.
4.      Pendidikan Islam memiliki tujuan untuk menjadikan manusia menjadi sempurna yaitu taqwa
5.      Kerangka  dari kurikulum pada dasarnya harus meliputi Tujuan, Isi, Metode, dan evaluasi.

B.     Rekomendasi
Alangkah baiknya  jika sekolah-sekolah Islam di Indonesia menerapkan pendidikan Islam dalam kurikulumnya. Hal ini dilakukan untuk mencapai manusia sempurna menurut Islam, yaitu taqwa.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tafsir., Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, PT. Remaja Rosdakarya., Bandung, 2001

RANGKUMAN PERENCANAAN PENGAJARAN BERDASARKAN PENDEKATAN SISTEM BAB 1-3


RANGKUMAN PERENCANAAN PENGAJARAN
BERDASARKAN PENDEKATAN SISTEM
Tugas ini diajukan untuk memenuhi nilai mata kuliah Perencanaan Pengajaran
yang dibina oleh Abdul Kholik, S.Pd.I



Oleh
Kiki Subuki
210302105047


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA





BAB I
DASAR SISTEM PENGAJARAN
A.                 PENDEKATAN SISTEM
Istilah sistem adalah suatu konsep abstarak. Definisi tradisional menyatakan bahwa sistem adalah seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Rumusan itu sangat sukit dipahami. Dalam artian yang luas, suatu system muncul karena seseorang telah mendefinisikannya demikian. Misalnya sepeda adalah suatu sistem, yang meliputi kompnen-komponen seperti roda, pedal, kemudi dan sebagainnya. Jadi suatu system dapat saja menjadi suatu sitem yang lebih kompleks. Itu berarti adanya suatu sistem karena kita mempertimbangkannya sebagai sistem. Suatu sistem pada hakikatnya adalah system of interest. Berdasarkan rumusan tersebut, kita dapat mengidentifikasi hubungan-hubungan pokok antara sistem dan lingkungan, yakni antara input dari lingkungan dengan sistem antara output dari sistem dengan lingkungan.

Konsep itu menjadi dasar untuk mengidentifikasi tujuan sesuatu sistem. Tujuan suatu sistem dapat bersifat alami dan bersifat manusiawi. Tujuan yang alami tak mungkin menjadi tujuan-tujuan yang tinggi tingkatannya, bahkan mungkin bernilai sangat rendah. Tujuan sistem yang bersifat manusiawi (man-made) senantiasa dapat berubah. Tujuan –tujuan itu dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan lingkuangan yang senantiasa berubah, akibat perubahan lingkungan atau karena tujuan itu bersifat perorangan (personal). Misalkan timbulnya perubahan system ekologi akbiat terjadinya polusi. Timbulnya system sosial yang baru adalah sebagai reaksi terhadap perubahan peradaban/kebudayaan. Jelas, perubahan tujuan sistem adalah sebagai jawaban terhadap perubahan-perubahan dalam lingkungan.

B. SISTEM PENGAJAJARAN
Pendidikan, latihan, pengajaran dan teknologi pendidikan. Istilah-istilah tersebut masing-masing memiliki pengertian sendiri-sendiri, berbeda tetapi berhubungan erat. Dalam kamus bahasa asing kita mengenal istilah-istilah education, training, dan instruction
1.Pendekatan Sistem Pengajaran
Desain sistem belajar mengajar dari prosedur pendidikan dan latihan yang dikembangkan dalam bidang industri dan militer, khususnya pada tahun-tahun terakhir ini. Pendekatan sistem mengandung dua aspek, yakni apsek filosofis dan aspek proses.
Pendekatan sistem merupakan suatu perangkat alat atau tekhnik. Alat-alat ini berbentuk kemampuan (abilitas) dalam:
1.                  Merumuskan tujuan-tujuan secara operasional.
2.                  Mengembangkan desksripsi tugas-tugas secara lengkap dan akurat,
3.                  Melaksanakan analisis tugas-tugas.

2.         Konsep Sistem Pengajaran
3.         CIri-ciri sistem Pengajaran
C. MASALAH-MASALAH PENGAJARAN DAN PEMECAHANNYA
1. Perumusan Masalah
Maslah berada di depan mata seseorang, yang merasa tidak puas terhadap hal-hal yang telah ada. Bagi dia mungkin suatu masalah, tetapi bagi orang lain belum tentu sebagai masalah. Perumusan maslah dilakukan dengan prosedur berikut. Pertama, mengidentifikasikan system yang merumuskan maslah input/output secara baik. Kedua, merumuskan maslah sebaga dua hal yang berbeda secara tajam antara keadaaan yang ada (nyata) dengan keadaan yang diinginkan.
Dalam perumusan sesuau masalah, kita harus mempertimbangkan hal-hal berikut.
1.                  Jangan mencampuradukan antara maslah dan pemecahannya.
2.                  Pemecahan masasalah tidak secara prematur sebelum suatu maslah dijelajahi secara baik dan mendalam.
3.                  Pemecahan maslah sebaikanya menggunakan pendekatan sistem.
2. Kategori Masalah-Masalah Pengajaran
3. Masalah-Masalah Arah atau Tujuan
4. Masalah-Masalah Evaluasi
5. Masalah Isi dan Urutan Pelajaran
6. Masalah Metode
7. Masalah Hambatan
8. Pemecahan Masalah dengan Pendekatan Algoritmik
9. Pemecahan Maslah dengan Pendekatan Heuristik
D.  STRATEGI DASAR MERANCANG SISTEM PENGAJARAN
            Strategi merancang sistem pengajaran adalah suatu rencana untuk mengerjakan prosedur merancang system secara efisien. Strategi dibutuhkan berhubungan dengan proses penerimaan yang sesungguhnya amat kompleks. Dengan suatu strategi tertentu, perancang dapat menilai semua kemungkinan yang penting untuk dapat sampai pada keputusan/ penyelesaian dalam rangka mencapai tujuan syistem yang telah ditetapkan.
Strategi Dasar Perencanaan
Ada tiga tahap dalam merencanakan desain suatu sistem, yaitu:
1.                  Menganalisis tuntutan-tuntutan sistem,
2.                  Mendesain sistem, dan
3.                  Mengevaluasi dampak sistem.
Pada tahap analissi tuntutan sistem, siperancang mengidentifikasi hal berikut.
1.                  Apa yang mesti dialksanakan berkenaan dengan tujuan sistem.
2.                  Keadaan sistem yang ada sekarang yang berkenaan dengan sumber-sumber dan hambatan-hambatan yang bertalian dengan pencapaian suatu system.
Prosedur-prosedur dalam tahapan ini berkenaan dengan hal berikut.
1.                  Formulasi tujuan.
2.                  Deskripsi tugas
3.                  Jenis-jenis belajar.
4.                  Analisis tugas.
5.                  Belajar dan motivasi
6.                  Konsep-konsep dan prinsip-prinsip.
7.                  Pemecahan masalah
8.                  Keterampilan-keterampilan motorik-perseptual.
Pada tahap penilaian (evaluasi), perancang  membandingkan perilaku nyata dengan perilaku yang direncanakan. Apakah sistem perlu dirancang kembal atau tidak, bergantung pada besarnya pebedan antara yang direncanakan dengan yang ada dalam kenyataan. Jadi, tahap ini berkenaan dengan evaluasi sistem.


BAB II
KEDUDUKAN SISTEM PENGAJARAN DISEKOLAH
Sebelum menyusun perencanaan pengajaran, terlebih dahulu guru perlu mengenali kedudukan sitem pengajaran di sekolah. Pengenaan itu dimaksudkan agar guru atau calon guru memperoleh informasi yang relevan tentang komponen sistem pengajaran. Hal itu pada gilirannya dapat dijadikan sebagai bahan untuk merancang sisitem pengag jaran yang lebih baru.
Usaha pengenalan dilaksanakan dengan tiga cara, yakni :
1.                  Melakukan observasi langsung ke sekolah.
2.                  Melakukan studi pengkajian tiap komponen sistem pengajaran, dan
3.                  Pendalaman, penguatan, dan perluasan dengan memepelajari berbagai teori yang relevan.
Dalam bab ini akan dibahas secara singkat tentang sekolah sebagai suatu sistem sosial, pengkajian kurikulum sekolah, pengkajian Garis-garis  Program Pengajaran Bidang Studi, pengkajian cirri-ciri siswa dan pengkajian ciri-ciri guru profesional.
A.                 SEKOLAH SEBAGAI SISTEM SOSIAL
Sekolah sebagai suatu sistem sosial dapat ditinjau dari dua fenomena. Fenomena pertama, berkenaan dengan lembaganya yang melaksanakan peranan dan fungsi, dan harapan-harapan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan dari sistem itu. Yang kedua mengenai individu-individu yang berbeda dalam sistem, yang masing-masing memiliki kepribadian dan disposisi kebutuhan.
Kedua dimensi itu (dimensi nomotesis atau institusional dan dimensi idiografis)
Dimensi  Idiografis
Sesuai dengan pertanyaan maka dalam hal itu khusus akan ditelaah masalah peranan atau tugas dan fungsi sekolah dalam konteks sistem seperti  setelah dikemukakan sebelumnya :
1)                  Fungsi dan tugas sekolah
Konsepsi tentang fungsi dan tugas sekolah sejalan dengan konsep tentang fungsi pendidikan. Konsep tersebut berbeda dengan fungsi pendidikan yang telah digariskan dalam “Pokok-pokok pikiran pendidikan nasional” .
Dalam rangka mewujudkan masyarakat budaya yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, pendidikan berfungsi sebagai alat :
a.       Pengembangan pribadi
b.      Pengembangan warga negara
c.       Pengembangan kebudayaan
d.      Pengembangan bangsa

2)                  Proses Pendidikan di  Sekolah
Proses pendidikan berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses jangka pendek dan proses jangka panjang. Kendatipun proses pendidikan kompleks, namun para ahli mencoba menjabarkan menjadi beberapa dimensi sebagai gambaran barangkali ada baiknya dikemukakan ulasan  J.M. Cooper (1973). Mengutip model proses pendidikan dari Laurance Downey yang mengemukakan :
1.      Dimensi substantif, tentang apa yang diajarkan
2.      Dimensi tingkah laku, tentang bagaimana mengajar dan dinamakan perbuatan mengajar-belajar,
3.      Dimensi lingkungan, keadaan lingkungan secara fisik tempat berlangsungnya kegiatan belajar.

B.                 Kurikulum Sekolah
Kurikulum merupakan alat pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditentukan. Karena itu, pengenalan tentang arti, asas, dan faktor-faktor secara komponen kurikulum  penting dalam rangka menyusun perencanaan pengajaran.
1.                  Faktor-faktor penyusunan kurikulum
Dalam studi tentang kurikulum kita akan menemukan berbagai definisi yang seringkali berbeda antara yang satu dengan yang lain. Filsafat pendidikan, suatu sistem pendidikan di mana senantiasa harus berdasarkan dan bertitik tolak dari pandangan hidup dari masyarakat tertentu. sebagai manusia yang potensial sifatnya sedang tumbuh dan berkembang.
Proses belajar, kurikulum disusun berdasarkan proses belajar yang terjadi pada diri siswa. Keempat faktor tersebut selalu diperbincangkan dalam teori kurikulum. Berdasarkan informasi tentang faktor-faktor tersebut, maka semakin jelaslah  betapa eratnya hubungan antara kurikulum dan desain sistem instruksional.

2.                  Organisasi Kurikulum
Kurikulum yang dilaksanakan di sekolah kita dewasa ini memiliki organisasi yang terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut :
a.       Prinsip Dasar
Kurikulum disusun dan dilaksanakan berlandaskan pada prinsip-prinsip berorientasi pada tujuan, relevansi pendidikan, efisiensi, dan efektifitas, keluwesan, berkesinambungan, dan pendidikan seumur hidup
b.      Dasar dan tujuan pendidikan
Kurikulum  semua lembaga pendidikan di Indonesia berdasarkan pada dasar pendidikan nasional, yakni falsafah negara Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945, sebagaimana dalam GBHN. Tujuan umum pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal  semangat kebangsaan.
c.       Tujuan Umum dan Tujuan Khusus Pendidikan Konstitusional
TIap lembaga pendidikan (TK, SD, SLTP, SMK, dan SMU) mempunyai tujuannya, yang dimaksud dengan tujuan Institusional yang terdiri atas tujuan umum dan khusus. Tujuan umum kelembagaan mengarah kepembentukan warga negara. Tujuan khusus mengarah pada pengembangan aspe-aspek pengetahuan, nilai dan sikap serta keterampilan. Tujuan umum dan khusus masing-masing lembaga sering menunjukan perbedaan sesuai  pada cirri khas lembaga yang bersangkutan.
d.      Susunan Kurikulum
Program pendidikan disusun dalam bentuk bidang studi. Suatu bidang studi adalah perpaduan dari berbagai mata ajaran yang memiliki karakteristik yang sama.
e.       Program  pengajaran dan metode pengajaran
Program pengajaran disusun dalam bentuk Garis Besar Program Pengajajaran (GBPP) menurut bidang studi/ pengajaran.

C.                 Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP)
1.      Konsep GBPP
GBPP adalah ikhtisar keseluruhan program pengajaran yang terdiri atas tujuan kulikuler, tujuan instruksional umum, dan ruang lingkup bahan pengajaran dan guru dalam rangka melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.

2.      Asas-asas penyusunan program
Asas-asas  yang perlu dipertimbangkan adalam sebagai berikut :
a.                   Setiap program harus berorientasi pada  tujuan tertentu
b.                  Setiap program bersifat fleksibel
c.                   Setiap  program dilaksanakan secara efisien dan efektif
d.                  Setiap program bersifat berkesinambungan
e.                   Isi program disusun berdasarkan pada asas keseimbangan
f.                   Program kulikuler harus mempertimbangkan asas pertentangan




D.                 Ciri-ciri Siswa
1.                  Telaahaan Ciri-Ciri Siswa
Sebelu kita mengembangkan suatu perencanaan pengajaran guru terlebih dahulu perlu melakukan telaah terhadap cirri-ciri siswa. Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari hasil telaah cirri-ciri siswa, antara lain sebagai berikut :
a.                   Kita memperoleh gambaran yang lengkap dan terperinci tentang kemampuan awal siswa yang berfungsi sebagai prasyarat bagi bahan baru yang akan di sampaikan.
b.                  Kita akan mendapatkan gambaran tentang luas dan jenis pengalaman yang telah dimiliki oleh siswa.
c.                   Kita dapat mengetahui latar belakang sosial kultur para siswa.
d.                  Kita dapat mengetahui tingkat pertumbuhan dan perkembangan siswa, baik jasmaniah maupun rohaniah.
e.                   Kita dapat mengetahui aspirasi dan kebutuhan para siswa.
f.                   Kita dapat menegtahui tingkat penguasaan pengetahuaan yang telah diperoleh oleh siswa sebelumnya.
g.                   Kita dapat mengetahui tingkat penguasaaan bahasa siswa.
h.                  Kita dapat menegtahuin sikap dan nilai yang menjiwai pribadi para siswa.

2.                  Perilaku Awal (Entering Behavior)
Tingkah laku awal adalah tingkah laku yang harus diperoleh siswa sebelum memperoleh tingkah laku terminal yang baru.
3.                  Latar Belakang Akademik dan Sosial
Kedua jenis latar belakang siswa adalah latar belakang akademik dan sosial perlu dipertimbangkan dalam mendesain sistem pengajaran, sehingga menuntun guru agar melakukan kajian sebelumnya.

E.                 Ciri-Ciri Guru Profesional
Dalam sistem apapun pendidikan mana pun, guru tetap memegang peranan penting.
1.      Jenis-Jenis Peranan Guru
2.      Guru Sebagai Fasilitator Belajar
3.      Peranan Guru dalam Pembinaan Kurikulum
4.      Pengertiaan yang Diperlukan Guru Sehari-hari
5.      Beberapa Masalah Profesi
6.      Cara-Cara mendorong Guru Berpartisipasi
7.      Profil Kemampuan Dasar Guru


BAB 3
MODEL-MODEL PERENCANAAN PENGAJARAN
A.                 PERENCANAAN PENGAJARAN VERSI PBTE
Pengembangan program instruksional dilaksanakan dengan sistemik. Berdasarkan pola pendekatan tersebut maka sistem instruksional dikembangkan melalui prosedur sebgai berikut :
1.                  Langkag Kesatu
Merumuskan asumsi-asumsi yang jelas, ekspilisit, dan khusus.
2.                  Langkah kedua
Megidentifikasi kompetensi
3.                  Langkah ketiga
Merumuskan tujuan-tujuan secara deskriktif.
4.                  Langkah Keempat
Menentukan tingkat-tingkat criteria dan jenis assement.
5.                  Langkah Kelima
Pengelompokan dan penyusunan tujuan-tujuan pelajaran berdasarkan urutan psikologis untuk mencapai maksud-maksud instruksional.
6.                  Langkah Keenam
Mendesain strategi instruksional.
7.                  Langkah Ketujuh
Mengorganisasi sistem penglolaan kelas.
8.                  Langkah Kedelapan
Mencoba program.
9.                  Langkah Kesembilan
Menilai desain instruksional.
10.              Langkah Kesepuluh
Memperbaiki kembali program

B.                 PERENCANAAN PENGAJARAN SISTEMASTIS
Suatu model penggunaan pendekatan sistem dalam rangka mengembangkan course design, adalah sebagai berikut.
1.      Indentifikasi tugas-tugas
2.      Analisis tugas
3.      Penetapan kemampuan
4.      Spesifikasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap
5.      Identifikasi kebutuhan pendidikan dan latihan
6.      Perumusan tujuan
7.      Criteria keberhasilan program
8.      Organisasi sumber-sumber belajar
9.      Pemilihan strategi pengajaran
10.  Uji lapangan program
11.  Pengukuran realibitas program
12.  Perbaikan dan penyesuaian program
13.  Pelaksanaan program
14.  Monitoring program

C.                 PERENCANAAN PENGAJARAN MENURUT ADVIS
Teknik merancang sistem belajar berlangsung dalam tahap-tahap sebagai berikut :
1.      Menetapkan status sistem pengajran.
2.      Merumuskan tujuan-tujuan pengajaran.
3.      Merencanakan dan melaksanakan evaluasi.
4.      Mendeskripsikan dan mengkaji tugas.
5.      Melaksanakan prinsip-prinsip belajar.
D.                 PROSEDUR PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL
PPSI adalah seuatu pedoman yang disusun oleh guru dan berguna untuk menyusun satuan pelajaran.
1.                  Preosedur PPSI
2.                  Bentuk satuan pelarjaran
3.                  Kriteria Pembuatan Model Satuan pelajaran