Selasa, 28 Juni 2011

RANGKUMAN PERENCANAAN PENGAJARAN BERDASARKAN PENDEKATAN SISTEM BAB 1-3


RANGKUMAN PERENCANAAN PENGAJARAN
BERDASARKAN PENDEKATAN SISTEM
Tugas ini diajukan untuk memenuhi nilai mata kuliah Perencanaan Pengajaran
yang dibina oleh Abdul Kholik, S.Pd.I



Oleh
Kiki Subuki
210302105047


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA





BAB I
DASAR SISTEM PENGAJARAN
A.                 PENDEKATAN SISTEM
Istilah sistem adalah suatu konsep abstarak. Definisi tradisional menyatakan bahwa sistem adalah seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Rumusan itu sangat sukit dipahami. Dalam artian yang luas, suatu system muncul karena seseorang telah mendefinisikannya demikian. Misalnya sepeda adalah suatu sistem, yang meliputi kompnen-komponen seperti roda, pedal, kemudi dan sebagainnya. Jadi suatu system dapat saja menjadi suatu sitem yang lebih kompleks. Itu berarti adanya suatu sistem karena kita mempertimbangkannya sebagai sistem. Suatu sistem pada hakikatnya adalah system of interest. Berdasarkan rumusan tersebut, kita dapat mengidentifikasi hubungan-hubungan pokok antara sistem dan lingkungan, yakni antara input dari lingkungan dengan sistem antara output dari sistem dengan lingkungan.

Konsep itu menjadi dasar untuk mengidentifikasi tujuan sesuatu sistem. Tujuan suatu sistem dapat bersifat alami dan bersifat manusiawi. Tujuan yang alami tak mungkin menjadi tujuan-tujuan yang tinggi tingkatannya, bahkan mungkin bernilai sangat rendah. Tujuan sistem yang bersifat manusiawi (man-made) senantiasa dapat berubah. Tujuan –tujuan itu dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan lingkuangan yang senantiasa berubah, akibat perubahan lingkungan atau karena tujuan itu bersifat perorangan (personal). Misalkan timbulnya perubahan system ekologi akbiat terjadinya polusi. Timbulnya system sosial yang baru adalah sebagai reaksi terhadap perubahan peradaban/kebudayaan. Jelas, perubahan tujuan sistem adalah sebagai jawaban terhadap perubahan-perubahan dalam lingkungan.

B. SISTEM PENGAJAJARAN
Pendidikan, latihan, pengajaran dan teknologi pendidikan. Istilah-istilah tersebut masing-masing memiliki pengertian sendiri-sendiri, berbeda tetapi berhubungan erat. Dalam kamus bahasa asing kita mengenal istilah-istilah education, training, dan instruction
1.Pendekatan Sistem Pengajaran
Desain sistem belajar mengajar dari prosedur pendidikan dan latihan yang dikembangkan dalam bidang industri dan militer, khususnya pada tahun-tahun terakhir ini. Pendekatan sistem mengandung dua aspek, yakni apsek filosofis dan aspek proses.
Pendekatan sistem merupakan suatu perangkat alat atau tekhnik. Alat-alat ini berbentuk kemampuan (abilitas) dalam:
1.                  Merumuskan tujuan-tujuan secara operasional.
2.                  Mengembangkan desksripsi tugas-tugas secara lengkap dan akurat,
3.                  Melaksanakan analisis tugas-tugas.

2.         Konsep Sistem Pengajaran
3.         CIri-ciri sistem Pengajaran
C. MASALAH-MASALAH PENGAJARAN DAN PEMECAHANNYA
1. Perumusan Masalah
Maslah berada di depan mata seseorang, yang merasa tidak puas terhadap hal-hal yang telah ada. Bagi dia mungkin suatu masalah, tetapi bagi orang lain belum tentu sebagai masalah. Perumusan maslah dilakukan dengan prosedur berikut. Pertama, mengidentifikasikan system yang merumuskan maslah input/output secara baik. Kedua, merumuskan maslah sebaga dua hal yang berbeda secara tajam antara keadaaan yang ada (nyata) dengan keadaan yang diinginkan.
Dalam perumusan sesuau masalah, kita harus mempertimbangkan hal-hal berikut.
1.                  Jangan mencampuradukan antara maslah dan pemecahannya.
2.                  Pemecahan masasalah tidak secara prematur sebelum suatu maslah dijelajahi secara baik dan mendalam.
3.                  Pemecahan maslah sebaikanya menggunakan pendekatan sistem.
2. Kategori Masalah-Masalah Pengajaran
3. Masalah-Masalah Arah atau Tujuan
4. Masalah-Masalah Evaluasi
5. Masalah Isi dan Urutan Pelajaran
6. Masalah Metode
7. Masalah Hambatan
8. Pemecahan Masalah dengan Pendekatan Algoritmik
9. Pemecahan Maslah dengan Pendekatan Heuristik
D.  STRATEGI DASAR MERANCANG SISTEM PENGAJARAN
            Strategi merancang sistem pengajaran adalah suatu rencana untuk mengerjakan prosedur merancang system secara efisien. Strategi dibutuhkan berhubungan dengan proses penerimaan yang sesungguhnya amat kompleks. Dengan suatu strategi tertentu, perancang dapat menilai semua kemungkinan yang penting untuk dapat sampai pada keputusan/ penyelesaian dalam rangka mencapai tujuan syistem yang telah ditetapkan.
Strategi Dasar Perencanaan
Ada tiga tahap dalam merencanakan desain suatu sistem, yaitu:
1.                  Menganalisis tuntutan-tuntutan sistem,
2.                  Mendesain sistem, dan
3.                  Mengevaluasi dampak sistem.
Pada tahap analissi tuntutan sistem, siperancang mengidentifikasi hal berikut.
1.                  Apa yang mesti dialksanakan berkenaan dengan tujuan sistem.
2.                  Keadaan sistem yang ada sekarang yang berkenaan dengan sumber-sumber dan hambatan-hambatan yang bertalian dengan pencapaian suatu system.
Prosedur-prosedur dalam tahapan ini berkenaan dengan hal berikut.
1.                  Formulasi tujuan.
2.                  Deskripsi tugas
3.                  Jenis-jenis belajar.
4.                  Analisis tugas.
5.                  Belajar dan motivasi
6.                  Konsep-konsep dan prinsip-prinsip.
7.                  Pemecahan masalah
8.                  Keterampilan-keterampilan motorik-perseptual.
Pada tahap penilaian (evaluasi), perancang  membandingkan perilaku nyata dengan perilaku yang direncanakan. Apakah sistem perlu dirancang kembal atau tidak, bergantung pada besarnya pebedan antara yang direncanakan dengan yang ada dalam kenyataan. Jadi, tahap ini berkenaan dengan evaluasi sistem.


BAB II
KEDUDUKAN SISTEM PENGAJARAN DISEKOLAH
Sebelum menyusun perencanaan pengajaran, terlebih dahulu guru perlu mengenali kedudukan sitem pengajaran di sekolah. Pengenaan itu dimaksudkan agar guru atau calon guru memperoleh informasi yang relevan tentang komponen sistem pengajaran. Hal itu pada gilirannya dapat dijadikan sebagai bahan untuk merancang sisitem pengag jaran yang lebih baru.
Usaha pengenalan dilaksanakan dengan tiga cara, yakni :
1.                  Melakukan observasi langsung ke sekolah.
2.                  Melakukan studi pengkajian tiap komponen sistem pengajaran, dan
3.                  Pendalaman, penguatan, dan perluasan dengan memepelajari berbagai teori yang relevan.
Dalam bab ini akan dibahas secara singkat tentang sekolah sebagai suatu sistem sosial, pengkajian kurikulum sekolah, pengkajian Garis-garis  Program Pengajaran Bidang Studi, pengkajian cirri-ciri siswa dan pengkajian ciri-ciri guru profesional.
A.                 SEKOLAH SEBAGAI SISTEM SOSIAL
Sekolah sebagai suatu sistem sosial dapat ditinjau dari dua fenomena. Fenomena pertama, berkenaan dengan lembaganya yang melaksanakan peranan dan fungsi, dan harapan-harapan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan dari sistem itu. Yang kedua mengenai individu-individu yang berbeda dalam sistem, yang masing-masing memiliki kepribadian dan disposisi kebutuhan.
Kedua dimensi itu (dimensi nomotesis atau institusional dan dimensi idiografis)
Dimensi  Idiografis
Sesuai dengan pertanyaan maka dalam hal itu khusus akan ditelaah masalah peranan atau tugas dan fungsi sekolah dalam konteks sistem seperti  setelah dikemukakan sebelumnya :
1)                  Fungsi dan tugas sekolah
Konsepsi tentang fungsi dan tugas sekolah sejalan dengan konsep tentang fungsi pendidikan. Konsep tersebut berbeda dengan fungsi pendidikan yang telah digariskan dalam “Pokok-pokok pikiran pendidikan nasional” .
Dalam rangka mewujudkan masyarakat budaya yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, pendidikan berfungsi sebagai alat :
a.       Pengembangan pribadi
b.      Pengembangan warga negara
c.       Pengembangan kebudayaan
d.      Pengembangan bangsa

2)                  Proses Pendidikan di  Sekolah
Proses pendidikan berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses jangka pendek dan proses jangka panjang. Kendatipun proses pendidikan kompleks, namun para ahli mencoba menjabarkan menjadi beberapa dimensi sebagai gambaran barangkali ada baiknya dikemukakan ulasan  J.M. Cooper (1973). Mengutip model proses pendidikan dari Laurance Downey yang mengemukakan :
1.      Dimensi substantif, tentang apa yang diajarkan
2.      Dimensi tingkah laku, tentang bagaimana mengajar dan dinamakan perbuatan mengajar-belajar,
3.      Dimensi lingkungan, keadaan lingkungan secara fisik tempat berlangsungnya kegiatan belajar.

B.                 Kurikulum Sekolah
Kurikulum merupakan alat pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditentukan. Karena itu, pengenalan tentang arti, asas, dan faktor-faktor secara komponen kurikulum  penting dalam rangka menyusun perencanaan pengajaran.
1.                  Faktor-faktor penyusunan kurikulum
Dalam studi tentang kurikulum kita akan menemukan berbagai definisi yang seringkali berbeda antara yang satu dengan yang lain. Filsafat pendidikan, suatu sistem pendidikan di mana senantiasa harus berdasarkan dan bertitik tolak dari pandangan hidup dari masyarakat tertentu. sebagai manusia yang potensial sifatnya sedang tumbuh dan berkembang.
Proses belajar, kurikulum disusun berdasarkan proses belajar yang terjadi pada diri siswa. Keempat faktor tersebut selalu diperbincangkan dalam teori kurikulum. Berdasarkan informasi tentang faktor-faktor tersebut, maka semakin jelaslah  betapa eratnya hubungan antara kurikulum dan desain sistem instruksional.

2.                  Organisasi Kurikulum
Kurikulum yang dilaksanakan di sekolah kita dewasa ini memiliki organisasi yang terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut :
a.       Prinsip Dasar
Kurikulum disusun dan dilaksanakan berlandaskan pada prinsip-prinsip berorientasi pada tujuan, relevansi pendidikan, efisiensi, dan efektifitas, keluwesan, berkesinambungan, dan pendidikan seumur hidup
b.      Dasar dan tujuan pendidikan
Kurikulum  semua lembaga pendidikan di Indonesia berdasarkan pada dasar pendidikan nasional, yakni falsafah negara Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945, sebagaimana dalam GBHN. Tujuan umum pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal  semangat kebangsaan.
c.       Tujuan Umum dan Tujuan Khusus Pendidikan Konstitusional
TIap lembaga pendidikan (TK, SD, SLTP, SMK, dan SMU) mempunyai tujuannya, yang dimaksud dengan tujuan Institusional yang terdiri atas tujuan umum dan khusus. Tujuan umum kelembagaan mengarah kepembentukan warga negara. Tujuan khusus mengarah pada pengembangan aspe-aspek pengetahuan, nilai dan sikap serta keterampilan. Tujuan umum dan khusus masing-masing lembaga sering menunjukan perbedaan sesuai  pada cirri khas lembaga yang bersangkutan.
d.      Susunan Kurikulum
Program pendidikan disusun dalam bentuk bidang studi. Suatu bidang studi adalah perpaduan dari berbagai mata ajaran yang memiliki karakteristik yang sama.
e.       Program  pengajaran dan metode pengajaran
Program pengajaran disusun dalam bentuk Garis Besar Program Pengajajaran (GBPP) menurut bidang studi/ pengajaran.

C.                 Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP)
1.      Konsep GBPP
GBPP adalah ikhtisar keseluruhan program pengajaran yang terdiri atas tujuan kulikuler, tujuan instruksional umum, dan ruang lingkup bahan pengajaran dan guru dalam rangka melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.

2.      Asas-asas penyusunan program
Asas-asas  yang perlu dipertimbangkan adalam sebagai berikut :
a.                   Setiap program harus berorientasi pada  tujuan tertentu
b.                  Setiap program bersifat fleksibel
c.                   Setiap  program dilaksanakan secara efisien dan efektif
d.                  Setiap program bersifat berkesinambungan
e.                   Isi program disusun berdasarkan pada asas keseimbangan
f.                   Program kulikuler harus mempertimbangkan asas pertentangan




D.                 Ciri-ciri Siswa
1.                  Telaahaan Ciri-Ciri Siswa
Sebelu kita mengembangkan suatu perencanaan pengajaran guru terlebih dahulu perlu melakukan telaah terhadap cirri-ciri siswa. Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari hasil telaah cirri-ciri siswa, antara lain sebagai berikut :
a.                   Kita memperoleh gambaran yang lengkap dan terperinci tentang kemampuan awal siswa yang berfungsi sebagai prasyarat bagi bahan baru yang akan di sampaikan.
b.                  Kita akan mendapatkan gambaran tentang luas dan jenis pengalaman yang telah dimiliki oleh siswa.
c.                   Kita dapat mengetahui latar belakang sosial kultur para siswa.
d.                  Kita dapat mengetahui tingkat pertumbuhan dan perkembangan siswa, baik jasmaniah maupun rohaniah.
e.                   Kita dapat mengetahui aspirasi dan kebutuhan para siswa.
f.                   Kita dapat menegtahui tingkat penguasaan pengetahuaan yang telah diperoleh oleh siswa sebelumnya.
g.                   Kita dapat mengetahui tingkat penguasaaan bahasa siswa.
h.                  Kita dapat menegtahuin sikap dan nilai yang menjiwai pribadi para siswa.

2.                  Perilaku Awal (Entering Behavior)
Tingkah laku awal adalah tingkah laku yang harus diperoleh siswa sebelum memperoleh tingkah laku terminal yang baru.
3.                  Latar Belakang Akademik dan Sosial
Kedua jenis latar belakang siswa adalah latar belakang akademik dan sosial perlu dipertimbangkan dalam mendesain sistem pengajaran, sehingga menuntun guru agar melakukan kajian sebelumnya.

E.                 Ciri-Ciri Guru Profesional
Dalam sistem apapun pendidikan mana pun, guru tetap memegang peranan penting.
1.      Jenis-Jenis Peranan Guru
2.      Guru Sebagai Fasilitator Belajar
3.      Peranan Guru dalam Pembinaan Kurikulum
4.      Pengertiaan yang Diperlukan Guru Sehari-hari
5.      Beberapa Masalah Profesi
6.      Cara-Cara mendorong Guru Berpartisipasi
7.      Profil Kemampuan Dasar Guru


BAB 3
MODEL-MODEL PERENCANAAN PENGAJARAN
A.                 PERENCANAAN PENGAJARAN VERSI PBTE
Pengembangan program instruksional dilaksanakan dengan sistemik. Berdasarkan pola pendekatan tersebut maka sistem instruksional dikembangkan melalui prosedur sebgai berikut :
1.                  Langkag Kesatu
Merumuskan asumsi-asumsi yang jelas, ekspilisit, dan khusus.
2.                  Langkah kedua
Megidentifikasi kompetensi
3.                  Langkah ketiga
Merumuskan tujuan-tujuan secara deskriktif.
4.                  Langkah Keempat
Menentukan tingkat-tingkat criteria dan jenis assement.
5.                  Langkah Kelima
Pengelompokan dan penyusunan tujuan-tujuan pelajaran berdasarkan urutan psikologis untuk mencapai maksud-maksud instruksional.
6.                  Langkah Keenam
Mendesain strategi instruksional.
7.                  Langkah Ketujuh
Mengorganisasi sistem penglolaan kelas.
8.                  Langkah Kedelapan
Mencoba program.
9.                  Langkah Kesembilan
Menilai desain instruksional.
10.              Langkah Kesepuluh
Memperbaiki kembali program

B.                 PERENCANAAN PENGAJARAN SISTEMASTIS
Suatu model penggunaan pendekatan sistem dalam rangka mengembangkan course design, adalah sebagai berikut.
1.      Indentifikasi tugas-tugas
2.      Analisis tugas
3.      Penetapan kemampuan
4.      Spesifikasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap
5.      Identifikasi kebutuhan pendidikan dan latihan
6.      Perumusan tujuan
7.      Criteria keberhasilan program
8.      Organisasi sumber-sumber belajar
9.      Pemilihan strategi pengajaran
10.  Uji lapangan program
11.  Pengukuran realibitas program
12.  Perbaikan dan penyesuaian program
13.  Pelaksanaan program
14.  Monitoring program

C.                 PERENCANAAN PENGAJARAN MENURUT ADVIS
Teknik merancang sistem belajar berlangsung dalam tahap-tahap sebagai berikut :
1.      Menetapkan status sistem pengajran.
2.      Merumuskan tujuan-tujuan pengajaran.
3.      Merencanakan dan melaksanakan evaluasi.
4.      Mendeskripsikan dan mengkaji tugas.
5.      Melaksanakan prinsip-prinsip belajar.
D.                 PROSEDUR PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL
PPSI adalah seuatu pedoman yang disusun oleh guru dan berguna untuk menyusun satuan pelajaran.
1.                  Preosedur PPSI
2.                  Bentuk satuan pelarjaran
3.                  Kriteria Pembuatan Model Satuan pelajaran

1 komentar:

F9Torres mengatakan...

bab 4 nya mana?

Posting Komentar